Sabtu, 29 April 2017

10 ULAMA TERSOHOR INI BICARA KHILAFAH

Sahabat, saat ini gagasan khilafah ramai dibicarakan di mana-mana. Ada yang pro, ada juga yang kontra.
Tak jarang berbagai pendapat membuat kita bingung untuk bersikap.
Bagi kita yang awam ilmu agama, harusnya merujuk pada ahlinya.
Sebagaimana firman Allah dalam kitabNya ,
" ....maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" (An-Naĥl:43)
Artinya??
Kita tanya ulama' yuk. Ulama yang sudah terkenal keilmuannya, karya-karyanya dan ketaqwaannya. Sudah masyhur kewaro'annya, yakni kehati-hatiannya dalam bersikap, dan sudah terbukti perjuangannya untuk agama.
Siapakah ulama-ulama tersebut?
Bagaimana pendapatnya?

Check it out ya,! 😊 




















SURAT TERBUKA UNTUK DR. AINUR ROFIQ AL-AMIN DAN SAUDARA MAKMUN RASYID

SURAT TERBUKA UNTUK DR. AINUR ROFIQ AL-AMIN DAN SAUDARA MAKMUN RASYID



Moh. Muhaimin (Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang).

Assalamu ‘Alaikum War. Wab.
Yang saya hormati Dr. Ainur Rofiq al-Amin dan Saudara Makmun Rasyid.
Pada tanggal 28 April 2017 sore kemarin saya mengikuti acara Dialog Khilafah dan Wawasan Kebangsaan yang diadakan oleh Harakatuna bekerja sama dengan salah satu LSM. Acara yang seharusnya diadakan di Aula Fakultas Saintek UIN Maulana Ibrahim Malang dipindah di di Hotel Pelangi 2 Kota Malang.
Kehadiran saya pada acara tersebut selain karena sebagai salah satu Mahasiswa UIN Malang, juga karena penelitian (tesis) saya bersinggungan dengan tema yang akan dibahas dan latar belakang anda berdua yang dalam disertasi serta srikpsi anda membicarakan Khilafah, lebih khusus Saudara Makmun Rasyid dalam perspektif tafsir. Tema penelitian saya adalah “Perbandingan Kontruksi Metodologi Tafsir Adlwa’ al-Bayan dan Tafsir al-Munir Serta Aplikasinya Pada Konsep Khilafah”. Jadi jelas ada persinggungan.
Sejak dari rumah saya membayangkan acara tersebut adalah acara dialog ilmiah, sehingga saya telah mempersiapkan 3 lembar cacatan penelitian saya untuk saya bentur (dialog)-kan dengan disertasi Dr. Ainur Rofiq dan Skripsi Saudara Makmun Rasyid. Tapi sayang pada acara tersebut sama sekali sekali jauh dari harapan saya. Sehingga saya tidak jadi melakukan Counter pemikiran, selain karena suasana yang tidak kondusif.
Acara tersebut tidak lebih dari acara tukang fitnah dan tumpukan kesalahan. Bahkan seorang penanggap menyatakan dengan istilah “cengengesan”. Kalimat dibuat sendiri, ditafsiri sendiri dan disimpulkan sendiri, namun digunakan untuk menghakimi kelompok lain. Misalnya menuduhkan HTI mengkafirkan seluruh muslim di Indonesia. Mana ada ajaran HTI yang seperti itu, tunjukkan kitab resmi dari HTI atau ungkapan dari anggotanya bila ada. Saya jamin tidak ada. Kalau demokrasi adalah sistem kufur atau tidak sesuai dengan Islam, iya. Karena demokrasi tidak dapat dipisahkan dengan sekularisme. Sangat Jauh berbeda antara mengkafirkan orang dan menyatakan suatu sistem tidak sesuai dengan Islam.
Saudara Makmun Rasyid beberapa kali melecehkan anggota HTI karena banyak yang tidak tahu baca kitab (bahasa Arab). Anda seolah-olah lupa bahwa kelompok apapun pasti lebih banyak orang awamnya dari pada ulamanya. Coba lihat di NU, Muhammadiyah, Persis, Hidayatullah, Wahdah Islamiyah atau al-Khairat, lebih banyak mana ulamanya atau orang awamnya? Demikian pula dengan HTI. Ada ulamanya juga ada orang awamnya. Jangan lupa lho, HT didirikan oleh orang Arab alumni Doktoral al-Azhar, para anggotanya juga lebih banyak dari orang Arab, yang bila mereka al-Quran laksana membaca Koran (dari sisi memahami maknanya secara umum) dan kitab-kitabnya semua dalam bahasa Arab.
Dr. Ainur Rofiq dan Saudara Makmun Rasyid mengulang-mengulang fitnahnya bahwa Khilafah akan memecah belah NKRI. Anda berdua sadar atau mengigau? Justru ide khilafah untuk mempersatukan umat Islam yang saat ini terpecah belah menjadi lebih dari 55 negara.
Dr. Ainur Rofiq al-Amin dan Saudara Makmun Rasyid yang saya hormati,
Hanya saja surat ini saya buat lebih dalam rangka membenturkan atau memperbandingkan dengan apa yang Dr. Ainur Rofiq al-Amin dan Saudara Makmun Rasyid simpulkan dalam karya ilmiah tersebut bahwa khilafah tidak wajib. Karena menurut anda berdua tidak ada dalilnya dalam al-Quran kewajiban khilafah.
Sekedar info, Penelitian saya terhadap dua tafsir, yakni Tafsir Adlwa’ al-Bayan dan Tafsir al-Munir, serta Kitab Al-Fiqh al-Islamiy Wa adillatuhu Juz 8 sebagai sumber skunder. Tafsir Adlwa’ al-Bayan adalah Karya Muhammad al-Amin Syinqity, seorang ulama bermadzhab Malikiy, Asal Mauritania Afrika Utara yang kemudian menjadi pengajar tafsir di Masjid Nabawi Madinah dan beberapa Universitas di Madinah dan Riyadl. Sedangkan Tafsir al-Munir dan al-Fiqh al-Islamy wa adillatuhu adalah karya Wahbah al-Zuhailiy, seorang ulama bermadzhab Hanafiy, Asal Damasykus, alumni Doktoral al-Azhar Mesir yang kemudian menjadi Guru Besar di Damasykus Syiria.
Dr. Ainur Rofiq dan Saudara Makmun yang saya hormati,
Temuan saya ternyata berbeda 180 % dengan Temuan anda berdua. Dalam temuan saya ternyata seluruh Ulama dan Kaum muslimin telah berijma’ (bersepakat) kewajiban mengangkat seorang khalifah, baik Ahlu Sunnah, Murji’ah, Syi’ah,khawarij dan Mu’tazilah, kecuali abu Bakar al-Asham. (Lihat : Adlwan al-Bayan, hlm. 70; al-Munir, hlm. 140 dan Al-fiqh al-Islamiy wa adillatuhu juz 8 , hlm. 6136).
Temuan saya yang lain adalah baik Muhammad al-Amin al-Syinqity dan Wahbah al-Zuhailiy sepakat, bahwa kaum muslimin hanya wajib memiliki satu pemimpin atau Khalifah, bahkan itu pendapat jumhur. (lihat : Adlwa’ al-Bayan, 83 dan fiqh Islam Waadillatuhu, 6193 dan 6185).

Saya juga menemukan ada 6 buah kitab tafsir yang menjadikan al-Baqarah : 30 sebagai pintu masuk kewajiban mengangkat khalifah, kemudian dikuatkan dengan ayat-ayat lainnya. Seprti Surat Sad : 26, al-Nur 55, al-An’am : 55, Yunus : 14 dan lain-lain. 6 Tafsir tersebut Selain kedua tafsir tersebut, juga al-Qurthubi jilid1 hlm 395, Bada'iush Shanai' fii Tartibis Syarai' juz 14, Imam Bin Ali bin Adil Al Hanbaliy al-Hlm. 406, Tafsir Lubab fii 'Ulumil Kitab Juz 1 Imam 'Alauddin al-Kasaniy al-Hanafiy, Hlm. 501-503 dan Tafsir Ibnu Katsir (halamannya masih perlu dipastikan). Padahal sangat mungkin juga tafsir-tafsir lain juga serupa.
Begitu pula banyak sekali buku atau kitab Non Tafsir yang menyatakan wajibkan mengangkat Khalifah dan menegakkan khilafah, antara lain: Syarah Shahih Muslim Juz 6 Hlm. 291 (Imam Zakaria An-Nawawiy ), fiqh al-Daulah, halaman 24 (Dr. Yusuf Qardlawi), Teori Politik Islam Terj. Halaman 24 (Dr. Dliya’ al-Din al-Rais), Fiqh Islam halaman 495 (Sulaiman Rasyid) dll.
Saya jadi berpikir, anda berdua mengaku Ahlu Sunnah, tapi justru mengingkari ijma dari para ulma ahlu Sunnah, bagaimana itu?
Bila anda berdua menyatakan tidak dalil dalam al-Quran kewajinan menegakkan khilafah maka para mufassir diatas justru menggunakan dalil yang sangat banyak, baik al-Quran, Hadits maupun Ijma Sahabat. Dalam al-Quran terbagi kedalam tiga kategori yakni: 1) Ayat-ayat yang secara lafadz mengandung kata khalifah, khulafa>’, khala>if dan istakhlaf : al-Baqarah : 30, shad : 26, an-Nur : 55. Dll. 2) ayat yang secara makna memiliki makna yang sama dengan khalifah : al-Nisa : 59. Ayat yang berisi perintah berhukum dengan hukum Allah : al-maidah, 48, 49,44, 45, 47 dll. Adapun hadits yakni hadits-hadits tentang Wajib berbaiat dan ketaatan pada imam, sedangkan Ijma sahabat adlah setelah peristiwa Saqifah Bani Sa’idah.
Saya jadi berpikir lagi, apakah para ulama diatas yang bodoh karena menggunkan dalil-dalil tersebut atau anda berdua yang sok tahu?
Akhirnya saya mencoba mengamati buku anda (Dr. Ainur Rofiq). Dari salah satu sampel yang saya amati yakni pada sub bab Landasan Normatif Khilafah (hlm. 119-137) saya menjadi tahu penyebabnya. Ada dua hal yang dapat saya simpulkan mengapa kesimpulan anda berbeda dengan pendapat jumhur ulama, yakni :
PERTAMA, Dr. Ainur Rafiq tidak objektif.
Dr. Ainur Raoiq tidak mengambil sumber-sumber primer dari kitab para ulama yang mu’tabar, sehingga seolah-olah khilafah hanya wacana dari HTI. Padahal para ulama dari 4 madzhab telah membahasnya.

Dr. Ainur Rofiq Justru mengambil kesimpulan dari sumber skunder yang seolah-olah seorang ulama tertentu (Ibnu Taimiyah) menyatakan bahwa khilafah tidak memiliki dasar dalam al-Quran (Lihat Buku Membongkar Proyek Khilafah, hlm. 123). Padahal bila dirujuk kesumber primer, Ibnu Taimah menyatakan Khilafah adalah kewajiban agung. (Lihat : Wahbah Zuhailiy, al-Fiqh al-Islamiy Wa Adillatuhu, hlm.6146).
KEDUA, Dr. Ainur Rofiq banyak menggunakan teori dari orang-orang yang tidak tepat. Padahal fungsi teori sangat penting pada sebuah penelitian, akhirnya jawabannya sudah bisa ditebak, khilafah tidak wajib . Misalnya :
Menggunakan Teori dari Ali Abdurraziq, padahal Ia dipecat oleh Al-Azhar karena dianggap memiliki pendapat yang menyimpang dalam masalah khilafah. 
Menggunakan teori dari Husayn Haikal : Padahal Husayn Haikal adalah seorang sejarawan atau filosof. Seharusnya teori dari fuqaha’ karena kewajiban khilafah adalah masalah fiqh.

Kepada anda Saudara Makmun, anda menyatakan pembahasan Khalifah berbeda dengan khilafah. Karena khalifah adalah orang sedangkan khilafah adalah sistem. Anda seolah hendak mendikotomi dua istilah tersebut, dengan menerima istilah khalifah secara umum namun menolak khilafah. Betul, khalifah dan khilafah memiliki makna berbeda, khalifah adalah pemimpin sedangkan khilafah adalah sistemnya. Namun jangan lupa, para ulama menulis Khalifah dan dalam Bab Khilafah dan menulis Khilafah dalam ayat Khalifah. Artinya kedua hal tersebut memiliki keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Bila Anda berdua menolak Khilafah, pertanyaannya :
a. Apa solusi keterpurukan umat Islam saat ini?
b. Bagaimana kita dapat melaksanakan Syariat Islam (hukum yang ada dalam al-Quran dan Hadits) secara total? Baik berhubungan dengan Hudud, jinayat, jihad (futuhat), menarik jizyah, fa’i, zakat (mal), kewajiban bersatu, mengelola SDA, menciptakan lingkungan yang islami, dll. 
c. Bagaimana kita bisa menolong saudara-saudara yang dibantai oleh kaum kuffar diberbagai belahan dunia?
d. Bagaimana kita bisa menjadi umat yang terkemuka dimuka bumi ini sebagaimana dahulu?

Akhirnya saya perlu mengingatkan Dr. Ainur Rofiq al-Amin dan Saudara Makmun Rasyid, kembalilah pada pendapat jumhur ulama yang menyatakan bahwa mengangkat khalifah dalam sistem khilafah adalah wajib. Berhentilah melakukan provokasi pada anak-anak muda dengan menyatakan khilafah tidak wajib dan ide khilafah memecah belah NKRI.
Saya pun perlu mengingatkan anda dengan Hadits Nabi Saw. berikut :

من قال في القرأن برأيه فأصاب فقد أخطأ
Barang siapa berbicara tentang al-Quran dengan pendapatnya semata kemudian benar, maka sesungguhnya dia telah salah. (HR. Abu Dawud).

Demikian surat terbuka saya ini. Semoga dapat menjadi renungan. Allahu a’lam.
Wassalam ‘Alaikum. War. Wab.
Dari Saudara Seimanmu.
Malang, 29 April 2017.

Jumat, 28 April 2017

Skema Metode Dakwah Rasulullah


Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah terbagi dalam 2 periode, yaitu di Mekkah dan Madinah. Pada awal periode Mekkah Rasulullah berdakwah secara sembunyi-sembunyi,mendatangi orang-orang dekatBeliau antara lain istri Beliau Khadijah, keponakannya Ali, budak Beliau Zaid, untuk diajak masuk Islam. 

Ketika turun surat al Muddatstsir : 1-2, Rasululah mulai melakukan dakwah di tengah masyarakat, setiap bertemu orang Beliau selalu mengajaknya untuk mengenal dan masuk Islam (masih dalam keadaan sembunyi-sembunyi).

1. Hai orang yang berkemul (berselimut),2,. bangunlah, lalu berilah peringatan!
3. dan Tuhanmu agungkanlah! 4.dan pakaianmu bersihkanlah, 5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

Ketika Abu Bakar menyatakan masuk Islam, dan menampakkannya kepada orang-orang yang dia percayai, maka muncullah nama-nama seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqash dan Thalhah bin Ubaidillah  yang juga masuk Islam.
Dan seterusnya diikuti oleh yang lain seperti Abu ‘Ubaidah, Abu Salamah, Arqom bin Abi al Arqom, dll. Beliau menjadikan rumah Arqom bin Abi al Arqom sebagai pusat pengajaran dan sekaligus pusat kutlah (kelompok) yang dalam bahasa kita tepatnya disebut sekretariat.
Di tempat ini Rasulullah mengajarkan hukum-hukum Islam, membentuk kepribadian Islam serta membangkitkan aktivitas berpikir para sahabatnya tersebut. Beliau menjalankan aktivitas ini lebih kurang selama 3 tahun dan menghasilkan 40 orang lebih yang masuk Islam.
Selama 3 tahun membangun kutlah kaum muslim dengan membangun pola pikir yang Islami (‘aqliyah islamiyah) dan jiwa yang islami (nafsiyah islamiyah), maka muncullah sekelompok orang yang memiliki syakhsiyah islamiyah (kepribadian Islam) yang siap berdakwah di tengah-tengah masyarakat jahiliyah pada saat itu. 
Hal ini bertepatan dengan turunnya surat al Hijr : 94, yang memerintahkan Rasulullah untuk berdakwah secara terang-terangan dan terbuka.

Ini berarti Rasulullah dan para sahabatnya telah berpindah dari tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi (daur al istikhfa’) kepada tahapan dakwah secara terang-terangan (daur al i’lan).

Dari tahapan kontak secara individu menuju tahap menyeru seluruh masyarakat. Sejak saat itu mulai terjadi benturan antara keimanan dan kekufuran, antara pemikiran yang haq dan pemikiran yang batil. Tahapan ini disebut marhalah al tafa’ul wa al kifah yaitu tahap interaksi dan perjuangan.

Di tahapan ini kaum kafir mulai memerangi dan menganiayah Rasulullah dan para sahabatnya. Ini adalah periode yang paling berat dan menakutkan di antara seluruh tahapan dakwah. 

Bahkan sebagian sahabat yang dipimpin oleh Ja’far bi Abi Thalib diperintahkan oleh rasul untuk melakukan hijrah ke Habsyi. 
Sementara Rasulullah dan sahabat yang lain terus melakukan dakwah dan mendatangi (kontak) para ketua kabilah atau ketua suku baik itu suku yang ada di Mekkah maupun yang ada di luar Mekkah.
Terutama ketika musim haji, dimana banyak suku dan ketua sukunya datang ke Mekkah untuk melakukan ibadah haji. Rasulullah mendatangi dan mengajak mereka masuk Islam atau minimal memberikan dukungan terhadap perjuangan Rasulullah.
Benturan antara Rasulullah dengan kafir Quraisy terjadi karena Rasulullah dan para sahabat selalu melecehkan khayalan mereka, merendahkan tuhan-tuhan mereka, menyebarkan rusaknya kehidupan mereka yang rendah, dan mencela cara-cara hidup mereka yang sesat. 

RASULULLAH TIDAK PERNAH BERKOMPROMI APALAGI BEKERJASAMA MENJALANKAN SISTEM KEHIDUPAN RUSAK DAN SESAT BUATAN MANUSIA SYSTEM JAHILIYAH.

Al Qur’an senantiasa turun kepada Beliau, dan menyerang orang-orang kafir secara gamblang : “sesunggunya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan neraka jahannam.” (TQS 21 : 98). 
Al Qur’an juga menyerang praktek  riba yang telah turun temurun mewarnai kehidupan jahiliyah : “dan segala hal yang kalian datangkan berupa riba agar dapat menambah banyak harta manusia, maka riba itu tidak menambah apapun di sisi Allah.” (TQS 30:39), 
demikian juga dengan kecurangan2 dalam takaran yang sangat biasa terjadi : “kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (TQS 83:1-3). 
Akibatnya, manusia-manusia jahil itu menghalangi dan menyakiti Rasulullah dengan fitnah, propaganda yang menyesatkan, pemboikotan bahkan penyiksaan fisik.
Di tengah cobaan yang sangat berat tersebut, datanglah kabar gembira akan kemenangan dari Madinah. Hal ini terjadi ketika beberapa orang dari suku khazraj datang ke Mekkah untuk berhaji. 
Kemudian Rasulullah mendatangi mereka, berdakwah kepada mereka dan merekapun akhirnya masuk Islam. Setelah selesai melaksanakan haji dan mereka kembali ke Madinah, mereka menceritakan keislaman mereka kepada kaumnya. 
Sejak saat itu cahaya Islam mulai muncul di Madinah.
Pada musim haji tahun berikutnya, datang 12 orang dari Madinah ke Mekkah, lalu mereka membai’at Rasulullah dalam peristiwa Bai’at ‘Aqobah pertama

Bai’at ini adalah sebuah pernyataan janji di hadapan Rasulullah bahwa mereka akan berpegang teguh pada risalah Islam dan meninggalkan semua perbuatan-perbuatan yang rusak dan sesat yang selama ini mereka praktekkan dalam kehidupan. Ketika penduduk Madinah ini akan kembali, Rasulullah memerintahkan Mush’ab bin Umair untuk ikut bersama mereka dan mengajarkan Islam kepada penduduk Madinah.
Berbeda dengan penduduk Mekkah yang jumud dan berusaha untuk mempertahankan status quo, terutama para penguasa kekufuran seperti Abu Lahab, Abu Jahal dan Abu Sofyan, penduduk Madinah lebih baik dan bersahabat dengan Islam. 
Mereka mau menerima agama baru tersebut. Bahkan ketika musim haji tiba dan Mush’ab kembali ke Mekkah serta melaporkan kepada Rasulullah tentang kondisi perkembangan Islam di Madinah yang sangat baik, Rasulullah mulai berpikir untuk memindahkan medan dakwah dari Mekkah ke Madinah.

Ketika rombongan haji dari Madinah yang berjumlah 75 orang datang, terjadilah peristiwah Bai’at Aqobah kedua. Bai’at ini adalah sebuah pernyataan dan janji di hadapan Rasulullah bahwa mereka penduduk Madinah akan melindungi Rasulullah dan menyerahkan kekuasaan kepada Rasulullah untuk memimpin mereka baik dalam kehidupan sehari-hari maupun memimpin mereka berperang melawan orang-orang yang menghalangi risalah Islam. 
Tidak lama setelah itu Rasulullah memerintahkan kepada para sahabatnya untuk melakukan hijrah ke Madinah dan Rasulullah menyusul kemudian.
Sejak tiba di Madinah, Rasulullah memerintahkan para sahabatnya membangun masjid sebagai tempat sholat, berkumpul, bermusyawarah serta mengatur berbagai urusan ummat. Daulah Islam (Negara Islam) tegak di Madinah tanpa perang dan Rasulullah saw mulai mengatur kehidupan masyarakat dengan Syariat Islam kaffah .
Sekaligus memutuskan perkara yang ada di antara mereka dengan syariat Islam.
            Beliau menunjuk Abu Bakar dan Umar sebagai pembantunya. Beliau bersabda “dua (orang) pembantuku di bumi adalah Abu Bakar dan Umar.” Dengan demikian Beliau berkedudukan sebagai kepala negara, qlodi dan panglima militer. 

Beliau menyelesaikan perselisihan yang terjadi di antara penduduk Madinah dengan hukum Islam, mengangkat komandan ekspedisi dan mengirimkannya ke luar Madinah.
Negara Islam oleh Rasulullah ini dijadikan pusat pembangunan masyarakat yang berdiri di atas pondasi yang kokoh dan pusat persiapan kekuatan militer yang mampu melindungi negara dan menyebarkan dakwah.
Setelah seluruh persoalan dalam negeri stabil dan terkontrol, Baliau mulai menyiapkanpasukan militer untuk memerangi orang-orang yang menghalangi penyebaran risalah Islam. Wallah’alam.

Skema Metode Dakwah Rasulullah

1.PERIODE  MEKKAH
A. Tahapan Pembinaan dan Pengkaderan
1.  Pemantapan Aqidah
2.  Pembentukan Syakhsiyah Islamiyah
3.  Pembentukan Kutlah/kelompok Dakwah
B. Tahapan Interaksi dan Perjuangan
1.  Pertarungan Pemikiran (shira’ul fikr)
2.  Perjuangan Politik (Kifahus siyasi)
2.  PERIODE  MADINAH
C.Tahapan Penerapan Syariat Islam (tathbiq ahkam al Islam)
Berdirinya Daulah /Negara Islam
1.  Membangun Masjid
2.  Membina Ukhuwah Islamiyah
3.  Mengatur urusan masyarakat dengan syariat Islam
4.  Membuat Perjanjian dengan warga non muslim
5.  Menyusun strategi politik dan militer
6. Dakwah&Jihad (Menyebarkan Islam keseluruh penjuru Dunia )


Berdasarkan sirah Rasulullah saw tersebut, HT menetapkan metode perjalanan dakwahnya dalam 3 (tiga) tahapan berikut :
Pertama, Tahapan Pembinaan dan Pengkaderan (Marhalah At Tatsqif), yang dilaksanakan untuk membentuk kader-kader yang mempercayai pemikiran dan metode Hizbut Tahrir, dalam rangka pembentukan kerangka tubuh partai.
Kedua, Tahapan Berinteraksi dengan Umat (Marhalah Tafa’ul Ma’a Al Ummah), yang dilaksanakan agar umat turut memikul kewajiban dakwah Islam, hingga umat menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, agar umat berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas kehidupan.
Ketiga, Tahapan Penerimaan Kekuasaan (Marhalah Istilaam Al Hukm), yang dilaksanakan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia.
Umat harus kita didik agar menyadari bahwa:
Pertama, kemaslahatan manusia di seluruh dunia wajib hanya dilihat dari sudut pandang Islam.
Kedua, kemaslahatan tersebut tidak mungkin terwujud kecuali dengan menerapakan sistem Islam secara kaffah.
Ketiga, upaya mewujudkan sistem Islam itu hanya ilusi jika tanpa menegakkan Khilafah
Keempat, setiap upaya mewujudkan Khilafah itu mustahil tanpa peran umat Islam.
Kelima, berharap mendapat dukungan umat tanpa membangun kesadaran politik mereka adalah tidak mungkin.


opini umum tersebut harus dibangun di atas kesadaran umum, yakni kesadaran dengan menjadikan akidah Islam sebagai satu-satunya cara pandang terhadap segala problem kehidupan sekaligus bagaimana solusinya.
Bagaimana secara praktis membangun opini umum dan kesadaran umum seperti itu di tengah masyarakat?
Satu-satunya cara sebagaimana contoh Nabi saw. adalah dengan mendidik dan membina umat dengan Islam. Hanya dengan Islam, tidak yang lain; tidak demokrasi atau yang lain.
Dalam hal ini HT membina umat dengan dua cara, yakni pembinaan umum dam khusus.
 Pembinaan umum dilakukan dengan kajian-kajian umum di masjid, mushala, sekolah, kampus, majelis taklim; melalui seminar, diskusi, konferensi, muktamar; melalui siaran radio dan TV; melalui tulisan di koran, majalah, jurnal, bulletin; dll.
  • Adapun pembinaan khusus diperuntukkan bagi  siapa saja yang siap menjadi kader dakwah, yakni melalui halqah mingguan dan bulanan. Di sinilah HT menggodok para kadernya yang siap lahir batin berdakwah.

Tidak hanya berbekal semangat berkorban, tetapi juga menguasai tsaqafah Islam yang memadai, khususnya terkait dengan bagaimana menerapkan Islam secara kaffah  dalam Negara Khilafah.
Masih ada dua aktivitas lagi, yakni menjelaskan kemaslahatan umat (tabanni mashalih al-ummah) dan membongkar persekongkolan jahat penguasa dengan para penjajah untuk membinasakan Islam dan kaum Muslim.

Bagaimana secara praktis mendapatkan dukungan dari ahlul quwwah?

Sebagaimana contoh dari Nabi saw., yakni dengan cara  mendatangi dan mengontak mereka, menjelaskan kepada mereka bahwa mereka Muslim dan menerangkan kewajiban mereka sebagai seorang Muslim; lebih khusus lagi memaparkan kewajiban mereka sebagai ahlul quwwah terhadap nasib umat saat ini.

Kepada mereka, Islam harus dijelaskan sebagai sebuah mabda’ atau ideologi bukan sekedar ritual. Mereka harus paham tentang Khilafah dan bagaimana cara menegakkannya. Kemudian kita mengajak mereka untuk menegakkan Khilafah dalam kondisi mereka sebagai ahlul quwwah.

Hanya saja, keberhasilan thalabun-nuhsrah sangat ditentukan oleh seberapa besar kekuatan HT, yakni seberapa banyak anggotanya dan seberapa besar dukungan umat serta para tokohnya; juga ditentukan oleh besar dan kuatnya opini umum sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Sikap apa yang dibutuhkan dalam perjuangan penegakan Khilafah?
Istiqamah. Ya hanya satu kata: istiqamah. Sikap istiqamah ini adalah hasil pergulatan sepanjang hayat. Tidak mungkin bisa istiqamah jika kita tidak sabar dan syukur. Tidak mungkin sabar dan syukur  jika kita tidak ikhlas. Tidak mungkin ikhlas jika tidak tawakal, yakni berserah diri yang terbaik kepada Allah SWT. Tidak mungkin tawakal jika kita tidak beriman. Ujung-ujungnya, sejauhmana kita beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya; juga sejauh mana kita meyakini janji-janji-Nya.

Kita sudah tahu bagaimana akhir cerita perjuangan ini, yakni menang. Itu janji Allah SWT. Namun, yang kita belum tahu bagaimana jalan cerita detilnya. Di situlah terletak senyuman dan tangisan; air mata tangis dan air mata bahagia.  Allah SWT menguji kita dengan kesulitan dan kemudahan. Namun, ibarat seorang ibu yang sedang hamil, kita siap menanggung segala derita dan beban berat bahkan risiko kematian saat melahirkan demi tangisan kecil sang bayi saat pertama bernafas menghirup udara dunia.  Kita harus siap menanggung beban hingga Khilafah lahir membawa perubahan besar berupa kesejahteraan dunia akhirat.

Termasuk istiqamah di sini adalah berpegang teguh dengan syariah Islam ketika berdakwah, yaitu teguh dalam meneladani dakwah Nabi saw. Jangan coba-coba membuat sendiri metode dakwah, karena selain pasti gagal, juga tidak bernilai ibadah. Alhasil, metode dakwah Nabi saw. adalah harga mati!





















Rabu, 26 April 2017

DOA SIAPA YANG AKAN DIKABULKAN?



Ust. Dwi Condro Triyono Ph.D
1. Assalaamu’alaikum saudaraku.
DOA SIAPA YANG AKAN DIKABULKAN?
2. Ketika saya membaca beberapa berita tentang peringatan SUMPAH PEMUDA di beberapa situs berita di internet
3. Ternyata ada sekelompok pemuda yang menolak SUMPAH PEMUDA dan ingin menggantinya dengan sumpah yang berideologi ISLAM
4. Jika aksi pemuda tersebut dimuat dalam situs berita, yang menarik untuk dibaca tentu saja adalah komentar2 dari para pembacanya
5. Kebanyakan komentar yang masuk bernada sinis, menolak, bahkan menghujat tindakan sekelompok pemuda tersebut
6. Ada yang mengatakan itu pemuda tolol, tidak berpendidikan, tidak kenal sejarah, tidak layak hidup di Indonesia dsb.
7. Ada juga yang menyatakan bahwa Indonesia akan hancur jika mencampurkan antara AGAMA dengan NEGARA
8. Saya mempunyai dugaan bahwa pemberi komentar itu kebanyakan adalah orang yang beragama Islam juga
9. Karena, saya juga menjumpai beberapa situs dari Ormas Islam yang menolak mentah2 upaya penerapan Syari’ah Islam di Indonesia
10. Dalihnya tentu saja adalah bahwa NKRI ini sudah HARGA MATI. Mereka tentu tidak rela jika ada yang ingin merubahnya
11. HARGA MATI itu tentu dapat dimaknai siap MATI untuk mempertahankannya dan akan MELAWAN siapapun yang ingin merubahnya
12. Dalam RENUNGAN PAGI ini saya tidak ingin berpolemik tentang dua kelompok yang berbeda perjuangan tersebut
13. Tetapi, saya hanya ingin MERENUNG dan membayangkan jika dua kelompok ini sama2 bangun malam, sholat tahajjud dan berdoa
14. Kira-kira kelompok mana yang DOA-nya akan DIKABULKAN oleh ALLAH SWT?
15. Doa kelompok 1: “Ya Allah, tolonglah kami yang ingin MEMPERJUANGKAN Syari’at Islam agar dapat DITERAPKAN di Indonesia”
16. Doa kelompok 2: “Ya Allah, tolonglah kami yang ingin berjuang agar Syari’at Islam JANGAN SAMPAI DITERAPKAN di Indonesia”
17. Kira-kira mana doa kelompok mana yang akan dikabulkan ALLAH SWT? Silakan direnungkan kembali
18. Jika redaksi doanya masih seperti yang tersebut di atas, mungkin itu masih mending. Bagaimana jika redaksi doanya lebih kenceng lagi?
19. Doa kelompok 1: “Ya Allah, tolonglah kami yang MEMPERJUANGKAN Syari’at Islam dan HANCURKANLAH mereka yang MENGHALANGINYA”
20. Doa kelompok 2: “Ya Allah, tolonglah kami yang MENOLAK Syari’at Islam dan HANCURKANLAH mereka yang MEMPERJUANGKANNYA”
21. Sekali lagi, mana doa yang akan DIKABULKAN Allah SWT? Dan juga, mana kelompok yang akan DIHANCURKAN oleh Allah SWT?
22. Silakan dijadikan renungan.
Wassalam

KALAU BUKAN KHILAFAH, LALU DENGAN APA LAGI?

Oleh: Ahmad Sudrajat (Khadim Majlis Sirah Shahabat) Yasir bin Amir berangkat meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari dan menemui s...