Sabtu, 23 Juni 2018

Petikan tausiyah Ustadz Ismail Yusanto

Syawalan Civitas Akademika STEI Hamfara Yogyakarta. 23 Juni 2018 di Warung Pohon. Alhamdulilah.

Petikan tausiyah Ustadz Ismail Yusanto

Ketika menjalankan ibadah puasa, hal yang paling sulit adalah menjaga ketakwaan. Ibadah seperti sholat, masih bisa disaksikan orang lain. Begitu juga ibadah haji. Disitu mungkin masih ada unsur niatan bukan karena Allah. Tapi ketika puasa, ketakwaan kita diuji. Apakah benar puasa kita. Karena kita puasa atau tidak, hanya Allah saja yang tahu. Orang lain tidak tahu. Kemudian takwa juga harusnya yang selalu diingatkan dan dijaga oleh pemimpin. Progresnya harus selalu diingatkan, bukan hanya berbicara hal-hal fisik seperti keberhasilan pembangunan. Seberapa besar prestasi yang dibanggakan. Itu dulu juga ada, misal pada era Firaun keberhasilan infrastruktur sudah ada, tapi takwa, Firaun tidak punya. Maka hancurlah ia. Ketakwaan sering dilupa. Padahal itulah yang utama.

Petikan tausiyah ustadz Shiddiq Al Jawi:

Pada bulan puasa, setan-setan dibelenggu. Mereka tak bisa menggoda manusia. Tapi kenapa masih banyak yang bermaksiyat kepada Allah? Masih banyak yang tidak puasa dan melanggar aturan Allah? Menurut Mufassir ada tiga hal:
 1. Setan yang dibelenggu hanya setan yang besar- besar atau jendralnya setan.
 2. Ada hawa nafsu manusia
 3. Setan dalam bentuk jin dibelenggu.

 Adapun Contohnya setan berwujud manusia, yaitu penguasa ruwaibidhoh yaitu orang bodoh yang mengurusi urusan banyak orang. Lihat saja fakta sekarang, ditengah kondisi rakyat yang belum sejahtera namun penguasa memberikan solusi-solusi bodoh dan tidak solutif. Cabe mahal, tanam sendiri. Beras mahal, rakyat kudu diet. Listrik naik, cabut meterannya. Dan sebagainya.

#idulfitri2018
#syawalan
#1syawal1439H
#steihamfara

Ummu Nawazim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALAU BUKAN KHILAFAH, LALU DENGAN APA LAGI?

Oleh: Ahmad Sudrajat (Khadim Majlis Sirah Shahabat) Yasir bin Amir berangkat meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari dan menemui s...