Selasa, 19 Juni 2018

STANDAR KESUKSESAN


Standar kesuksesan orang di era kapitalisme modern ini adalah materi atau dunia. Orang di katakan sukses ketika Hartanya berlimpah , status sosialnya tinggi, dan punya kedudukan yang tinggi dihadapan manusia. Namun berbeda dengan Islam punya standar sendiri dalam mendefinisikan apa yang disebut sukses sejati. 

Allah tidak melihat seberapa besar uangmu , seberapa lebar aset-asetmu, seberapa tampan dan hebatnya kedudukanmu. Telah kita lihat orang -orang yang mengaku dirinya Raja didunia kini telah binasa, orang yang punya harta sangat besar pun kini telah tiada. 

Sejatinya harta mu sesungguhnya bukanlah yang kamu miliki tapi yang kamu belanjakan di jalan Allah, kamu sedekahkan, infakan untuk agama Allah. Kamu titipkan lewat anak-anak yatim, kamu wakafkan , dan kamu buat untuk amal jariah  itulah Harta yang bermanfaat sesungguhnya. 

Allah  itu melihat dirimu dari keTAQWAanmu , siapa yang bertaqwa dia beruntung siapa yang tidak mau taqwa ia celaka. STANDAR kesuksesan dalam Islam adalah Ridho Allah (JANNAH) / SURGA , dan Allah ridho kepada orang yang bertaqwa (mau menjalankan semua perintah Allah dan meningalkan semua larangannya. Takut kepada hari pembalasan, berhati-hati dalam berbuat agar tidak mendapat murka dari Allah swt. 

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
(QS: Ali Imran Ayat: 14)


Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
(QS: Ali Imran Ayat: 15)

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
TQS Al-Hadid Ayat 21

 Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu Anhu, beliau berkata, “Kami mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: 

  • “Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) dihadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannyamenjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)”.

” [HR Ibnu Majah 4105, Ahmad 5/183, Ad-Daarimi 229, Ibnu Hibban 680]


 ingatlah janji Allah bagi orang yang bertakwa yaitu akan diberi rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka.

  • Allah Ta'ala berfirman,"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS.At-Thalaq(65):2-3).

  • Dari 'Ali bin Abi Tholhah, dari Ibnu 'Abbas, beliau menafsirkan ayat tersebut, "Barangsiapa yang bertakwa pada Allah maka Allah akan menyelamatkannya dari kesusahan dunia dan akhirat. Juga Allah akan beri rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka." (Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, Ibnu Katsir, 14/32)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALAU BUKAN KHILAFAH, LALU DENGAN APA LAGI?

Oleh: Ahmad Sudrajat (Khadim Majlis Sirah Shahabat) Yasir bin Amir berangkat meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari dan menemui s...