Kamis, 13 Juli 2017

REZIM REPRESIF DAN JURUS MABUK FIR’AUN


Oleh: Utsman Zahid as-Sidany
Di dalam al-Qur’an, berkali-kali Allah swt. mengemukakan kisah Nabi Musa AS versus Fir’aun dengan beragam uslubnya. Di antaranya di dalam QS. Al-Baqarah, QS. Al-A’raf, QS. Yunus, dan QS. Al-Qashash. Dari semua kisah-kisah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Nabi Musa AS. dan pengikutnya adalah pihak yang berada di dalam kebenaran dan sekaligus melakukan perlawanan terhadap kezhaliman. Sebaliknya, Fir’aun dan para pengikutnya adalah pihak yang berada dalam kesesatan dan sekaligus sebagai pengusung kezhaliman. Semua manusia kini pun mengetahui hal ini.
Dari kisah Nabi Musa AS. versus Fir’aun tersebut tentu banyak sekali pelajaran (‘ibrah) yang dapat diambil oleh setiap orang yang mau menggunakan akalnya; meletakkan akal pada posisinya, bukan meletakkan akal pada dengkul (lutut)-nya. Allah berfirman:
فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
_Maka kisahkanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir_(QS. Al-A’raf: 176)
Salah satu penggalan kisah tentang Musa versus Fir’aun yang sangat menarik direnungkan dan direfleksikan pada kondisi kekinian, adalah rencana Fir’aun untuk menghabisi Nabi Musa AS. dengan alasan karena khawatir Musa akan mengganti agama al-din atau akan menimbulkan fasad, seperti disampaikan oleh di dalam firman-Nya:
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الْأَرْضِ الْفَسَادَ
_Dan Fir’aun berkata (kepada kaumnya): Biarkahlah aku, maka aku akan membunuh Musa dan silahkan dia meminta (tolong) kepada Tuhannya. Sebab, aku khawatir dia akan mengganti din kalian atau dia akan menimbulkan fasad di bumi (Mesir) ini_. (TQS.Ghafir: 26)
Melalui ayat ini, Allah swt. mengajarkan kepada kita bahwa salah satu sifat busuk sekaligus licik Fir’aun adalah menutupi kezhaliman dan kebejatannya dengan menuduhkan kezhaliman dan kebejatan itu kepada lawannya, dalam hal ini Nabi Musa AS.
Sebab, siapapun tahu bahwa Fir’aun-lah pihak yang bejat dan zhalim. Sebaliknya, Musa AS. adalah pihak yang benar. Dalam istilah Barat tindakan seperti ini biasa disebut dengan _projection_, atau dalam bahasa kita dikenal dengan istilah maling teriak maling, seperti diungkapkan oleh peribahasa Arab kuno _ramatni bida’iha tsu`mma insallat_.
Di dalam tafsirnya, ketika menjelaskan ayat ini, Imam Ibn Katsir mengatakan: “Ini adalah azam (keinginan kuat) Fir’aun –semoga Allah melaknatnya - untuk membunuh Nabi Musa AS. (dimana) Fir’aun mengatakan kepada kaumnya: (Aku akan membunuh Musa demi kebaikan kalian”. Ketika menjelaskan ucapan Fir’aun: Dan silahkan dia (Musa) meinta (tolong) kepada Tuhannya, Ibn Katsir mengatakan: Maksudnya: Aku tidak peduli sedikitpun terhadap Musa. Ini artinya, Fir’aun berada pada puncak pengingkaran terhadap kebenaran yang dibawa oleh Musa.
Sedangkan yang dimaksud oleh ucapan Fir’aun: “Aku khawatir jika dia (Musa) akan mengganti agama kalian atau menimbulkan kerusakan di atas muka bumi Mesir) ini)”, menurut Ibn Katsir maksudnya adalah: “Fi’aun khawatir jika Musa akan menyesatkan masyarakat dan mengubah simbol-simbol serta kebiasaan mereka”. Padahal, seperti yang kita ketahui, di dalam kerajannya, Fir’aun telah memberlakukan undang-undang yang sangat zhalim; di mana dia menobatkan dirinya sebagai tuhan dan tentu seluruh kehendaknya harus ditaati dan siapa saja yang berani membangkang pasti akan dienyahkan olehnya, seperti diisyaratkan oleh al-Qur’an. Namun, di sini Fir’aun menuduh Musa akan melakukan penyesatan dan kerusakan!
Sungguh mirip dengan yang dilakukan oleh rezim hari ini. Siapapun yang mencoba untuk bersikap kritis, menentang kebijakan zhalimnya, maka akan menghadapi tangan besi rezim ini, entah dipenjara, entah dikriminalkan, atau dengan dibunuh karakternya atau dibunuh dengan arti yang sebenarnya.
Jika Fir’aun menuduh lawannya sebagai penyesat dan perusak, begitu juga yang dilakukan oleh rezim hari ini.
Adalah Hizbut Tahrir Indonesia yang tidak kurang dari 20 tahun berkiprah di negeri ini, mengedukasi masyarakat, mencerdaskan mereka dengan hukum-hukum Islam, memberikan kritik dan saran yang luar biasa untuk kebaikan negeri ini, dan melakukan amar ma’ruf nahyi munkar siang malam. Namun oleh rezim yang sedang mabok ini justru diancam akan dibubarkan! Aktivisnya diintimadasi! Kegiatannya dihalangi dan dibubarkan! Padahal, yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir hanya menyeru pada syari’ah Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. seperti Nabi Musa AS yang menyerukan syariah yang dibawanya dari Allah.
Jika Fir’aun menuduh Musa dengan kesesatan dan penyesatan, padahal Musa berada dalam kebenaran dan mengajak manusia kepada kebenaran, sebaliknya Fir’aunlah yang sesat dan menyesatkan, maka seperti itu pula yang dilakukan oleh rezim di negeri ini. Rezim ini sesat dan menyesatkan manusia dengan Neoliberalisme dan Neokapitalismenya serta berbagai derivasinya, namun justru Hizbut Tahrir Indonesia yang dituduh sesat dan menyesatkan masyarakat dengan syari’ah Islam dan Khilafah warisan Nabi kita Muhammad saw.
Jika Fir’aun menuduh Musa melakukan kerusakan, padahal musa datang membawa kebaikan dan perbaikan, sebaliknya Fir’aunlah yang melakukan beragam kerusakan, maka seperti itu pula yang dilakukan oleh rezim hari ini. Yang memberikan tambang mas di Papua kepada Asing (Freeport) siapa? Yang membuka jalan penjajahan asing dan aseng di negeri ini siapa? Yang menyengsarakan rakyat dengan naiknya TDL siapa? Yang mencabut beragam subsidi siapa? Yang korup partainya siapa? Yang arogan partainya siapa? Yang zhalim siapa?
Namun, alih-alih mengakui kesalahannya dan berbenah diri, justru rezim ini menggunakan jurus mabuk Fir’aun.
*Padahal, Allah telah menegaskan bahwa tindakan semacam itu tidak akan membuahkan hasil apapun. Sebaliknya, justru akan menjerumuskannya ke dalam kebinasaan*.
*Firman Allah menegaskan*:
وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلا فِي تَبَابٍ
Dan tidaklah tipudaya Fir’aun kecuali dalam kerugian (QS. Ghafir, 37)
فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ
Maka kami siksa dia (Fir’aun) dan pasukannya, maka kami tenggelamkan mereka ke dalam dasar laut. Maka perhatikanlah bagaimana akibat (perbuatan) orang-orang yang zhalim. (QS. Al-Qashash: 40)


Bila kebatilan merajalela
Bila kebenaran sulit ditegakkan
Kita hanya melihat dan terus membiarkan
Pasti sampai saatnya balasan akan tiba

Dan kitalah khalifah
Khalifah kebangkitan
Dan harus punya nyali menjunjung kebenaran
Hukum tumpul ke atas hanya tajam ke bawah
Bismillahi tawakal sampai saatnya mati

Tak ada satu kekuatan
Selain kekuatan dari Allah
Dan tak ada daya upaya selain pertolongan Allah

Kita harus berani
Berani karena benar
Dan harus punya nyali
Nyali untuk mati

Matinya orang-orang
Yang selalu berjalan
Di atas jalan Allah kekal selamanya

Tak ada satu kekuatan
Selain kekuatan dari Allah
Dan tak ada daya dan upaya selain pertolongan Allah

Firaun dan Raja Namrud akhirnya pun mampus
Goliat sang raksasa akhirnya binasa
Tanamkan dalam jiwa
Allah bersama kita
Dan ucapkanlah takbir
"Allahu akbar"

Tak ada satu kekuatan
Selain kekuatan dari Allah
Dan tak ada daya upaya selain pertolongan Allah

Tak ada satu kekuatan
Selain kekuatan dari Allah
Dan tak ada daya upaya selain pertolongan Allah

Tak ada satu kekuatan
Selain kekuatan dari Allah
Dan tak ada daya upaya selain pertolongan Allah

Tak ada satu kekuatan
Selain kekuatan dari Allah
Dan tak ada daya upaya selain pertolongan Allah

Lyrik IMAN -Ahmad Dani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALAU BUKAN KHILAFAH, LALU DENGAN APA LAGI?

Oleh: Ahmad Sudrajat (Khadim Majlis Sirah Shahabat) Yasir bin Amir berangkat meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari dan menemui s...