Sabtu, 08 Juli 2017

KEPRIBADIAN ISLAM




.
oleh @doniriw
.
Kepribadian tidak dipengaruhi oleh warna kulit, ras, apa lagi garis tangan & sidik jari
.
Kepribadian dipengaruhi oleh kebutuhan jasmani (hajatul udwiyah), kebutuhan naluri (gharizah) dan pemikiran (aqliyah).
.
Di dalam tubuh manusia terinstal hajatul udwiyah. Penampakan dari kebutuhan jasmani ini makan, minum, buang hajat, dlsb.
.
Di samping itu juga teristal 3 jenis naluri;
1. Naluri mempertahankan diri (gharijatul baqo)
2. Naluri mempertahankan jenis (gharijatun nau)
3. Naluri mengagungkan sesuatu (gharijatu tadayun)

.
Contoh penampakan gharijatul baqo adalah naluri bertahan hidup, naluri bersaing dg orang lain, dll.
.
Contoh penampakan gharijatun nau adalah naluri berkembang biak (termasuk ketertarikan dg lawan jenis), naluri menyayangi keluarga, naluri membela ras/suku/bangsa/agama, dll
.
Contoh penampakan gharijatu tadayun adalah naluri menyembah sesuatu, mengagumi sesuatu, dll
.
Sifat dari dua jenis kebutuhan ini, kebutuhan jasmani & naluri, adalah menuntut harus dipenuhi.
.
Kecenderungan alami manusia adalah ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu sesuka hatinya
.
Di situlah letak ujian kehidupan manusia
.
Di sisi lain Allah juga menginstal manusia dg Akal yg berfungsi sebagai pengontrol usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan jasmani maupun naluri tersebut
.
Akal berfungsi untuk memahami hukum Allah yg mengatur seluruh tindak tanduk manusia
.
Maka tugas manusia adalah mempelajari hukum-hukum tersebut, kemudian memahami dan menerapkan
.

  • Seorang manusia disebut berkepribadian Islam adalah ketika Akalnya berisi pemahaman tentang hukum-hukum Allah, dan sekaligus mengimplementasikan secara nyata hukum-hukum itu dalam kehidupannya
.
Dengan berkepribadian Islam itu manusia akan memperoleh kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat
.
Inilah rahasia kehidupan yang musti dicari dan diperjuangkan manusia
.
Allahu a'lam
.
#manusia #kepribadian #pemikiran #akal #naluri #jasmani #islam #dunia#akhirat #kebahagiaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALAU BUKAN KHILAFAH, LALU DENGAN APA LAGI?

Oleh: Ahmad Sudrajat (Khadim Majlis Sirah Shahabat) Yasir bin Amir berangkat meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari dan menemui s...