Rabu, 04 Oktober 2017

Ciri-ciri militer yang siap membela Islam, apakah sudah ada?


1. Militer yang siap membela Islam artinya dia siap menjadi Ahlun Nushroh (penolong). Nah aktivitas mencari pertolongan dan dukungan militer ini disebut Tholabun Nushroh.
2. Thalabun-Nushrah adalah aktivitas mencari perlindungan dan kekuasaan yang dilakukan partai politik islam pada penghujung tahapan kedua dakwah atau tahapan berinteraksi dengan umat (at-tafa’ul ma’a al-ummah) . Jadi Thalabun-Nushrah merupakan aktifitas yang dilakukan pada penghujung tahap (marhalah) dakwah kedua (sebelum tahapan dakwah ketiga, pengambilalihan kekuasaan atau marhalah Istilâm al-hukm) . Jadi bukan tahapan dakwah itu sendiri
3. Thalabun Nushroh memilik dua tujuan . 1. Untuk mendapatkan perlindungan atau himayah bagi para pengemban dakwah beserta kegiatan dakwahnya . Ini bisa dilihat ketika Rasulullah mendapatkan jaminan keamanan dari Abu Thalib . 2. Untuk mendapatkan kekuasaan yang akan menegakkan hukum Allah dengan tegaknya Khilafah . Ini bisa dilihat ketika Rasulullah mendapatkan jaminan keamanan untuk penegakkan Negara Islam oleh kaum Anshor di Madinah
4. Dan perlu ditekankan disini bahwa aktifitas Thalabun Nushroh merupakan thoriqoh (metode) dakwah Rosul . Dimana metode ini sudah baku dan tak bisa ditawar lagi . Jadi, thalabun Nushroh bukanlah uslub (cara) dimana bisa berubah-ubah sesuai situasi dan kondisi
5. Oleh sebab itu, siapapun yang ingin menegakkan Khilafah Ala Minhajin Nubuwwah harus melalui proses ini . Thalabun Nushroh
6. Mari kita lihat perjalanan dakwah Rasulullah saw dalam melakukan aktifitas thalabun Nushroh ini . Beliau memulai melakukannya pada tahun ke-8 kenabian, khususnya setelah wafatnya paman beliau Abu Thalib dan istri beliau Khadijah, dan semakin meningkatnya gangguan fisik dari kaum Quraisy kepada beliau . Rasulullah saw. melakukan thalabun-Nushrah kepada banyak kabilah, baik di kampung kabilah itu sendiri maupun di tempat-tempat mereka saat musim Haji di Makkah
7. Ibnu Saad dalam kitabnya At-Thabaqat menyebutkan 15 kabilah yang didatangi Rasulullah saw. dalam rangka thalabun-Nushrah . Mereka adalah kabilah Kindah, Hanifah, Bani ‘Amir bin Sha’sha’ah, Kalb, Bakar bin Wail, Hamdan, dan lain-lain . Kepada setiap kabilah Rasulullah saw. mengajak mereka untuk beriman dan memberi Nushrah kepada beliau untuk memberikan kekuasaan demi tegaknya agama Allah
8. Ibn Katsir menyatakan di dalam sirah dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata . Ketika Allah memerintahkan rasul-Nya untuk menyodorkan diri beliau kepada kabilah-kabilah Arab, beliau keluar dan saya dan Abu Bakar bersama beliau ke Mina hingga kami datangi majelis-majelis orang Arab
9. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Katsir dari Ibn Abbas dari al-‘Abbas ia berkata: Rasulullah saw bersabda kepadaku . Saya tidak melihat padamu dan saudaramu perlindungan . Apakah engkau mau menemaniku keluar ke pasar besok, hingga kita berdiam di tempat-tempat singgah kabilah-kabilah orang –dan mereka adalah sekumpulan orang Arab-“ . Al-‘Abbas berkata, “Maka aku katakan, ini Kindah dan kemahnya, dan mereka adalah orang yang terbaik yang menunaikan Haji dari orang Yaman . Ini tempat singgah Bakar bin Wail . Ini tempat singgah Bani Amir bin Sha’sha’ah . Pilihlah untuk dirimu.” Al-‘Abbas berkata: “Maka beliau memulai dengan Kindah dan beliau mendatangi mereka”
10. Dan aktifitas mendatangi kabilah-kabilah ini bukan semata-mata berdakwah kepada mereka agar masuk Islam melainkan juga meminta mereka untuk melindungi dakwah Rasulullah dengan terbentuknya Negara . Jadi keliru kalau ada yang mengatakan aktifitas ini hanya untuk berdakwah semata dan bukan meminta perlindungan untuk menegakkan Negara yang akan menerapkan Syariat Islam
11. Karena itu, Bani ‘Amir bin Sha’sha’ah, ketika Rasul saw meminta nushrahnya. Mereka berkata: . “Bagaimana pandanganmu jika kami membai’atmu atas urusanmu, kemudian Allah memenangkanmu atas orang yang menyelisihimu, apakah perkara (kekuasaan) sesudahmu menjadi milik kami? Rasul menjawab, “Perkara (kekuasaan) ada pada Allah, Dia akan serahkan sesuai kehendak-Nya.” Al-‘Abbas berkata: “Maka salah seorang berkata kepada beliau: “Apakah kami dikorbankan orang Arab untuk melidungimu dan jika Allah memenangkanmu, urusan (kekuasaan) untuk selain kami! Kami tidak ada keperluan dengan urusanmu. Lalu mereka menolak beliau”
12. Disini bisa dilihat bahwa mereka mengetahui bahwa nuhsrah tersebut adalah untuk menegakan negara. Maka mereka ingin menjadi penguasanya setelah Rasulullah saw
13. Demikian juga Bani Syaiban berkata kepada Rasul saw ketika beliau meminta nushrahnya: . “Sungguh kami tinggal di antara dua bahaya”. Rasul bersabda: “apakah dua bahaya itu?” Ia berkata: “Sungai Kisra dan perairan al-Arab. Sesungguhnya kami tinggal di atas perjanjian yang diambil oleh Kisra atas kami, bahwa kami tidak membuat insiden dan tidak mendukung pembuat insiden. Dan saya melihat perkara yang engkau minta termasuk apa yang tidak disukai oleh para raja. Jika engkau ingin kami mendukungmu dan menolongmu dari apa yang mengikuti perairan Arab, kami lakukan.” Rasululah saw pun bersabda: “Engkau tidak berlaku buruk dalam menolak, sebab engkau menjelaskan dengan jujur. Dan sesungguhnya agama Allah itu, tidak akan menolongnya kecuali orang yang melingkupinya dari segala sisinya”
14. Jadi mereka memahami bahwa Nushrah itu berarti pemerintahan dan jihad melawan orang Arab dan non Arab . Maka mereka setuju memerangi orang Arab, dan tidak setuju memerangi Persia.
15. Lalu dari mana kita mengetahui bahwa Thalabun Nushroh adalah Thariqah dakwah Rosul dan bukan uslub yang bisa berubah-ubah?
16. Kita bisa melihat dari sikap Rasulullah yang tidak berubah . Penolakan demi penolakan yang datang beruntun silih berganti . Namun, Rasulullah saw. tidak mengubah cara ini dengan cara lain dan terus memegang teguh cara ini dengan gigih walaupun sering menghadapi kegagalan dan penolakan
17. Ini merupakan qarinah (indikasi) yang jazim (tegas) bahwa thalabun-Nushrah yang dilakukan Rasulullah saw. adalah suatu kewajiban dan perintah syar’i, yakni perintah dari Allah SWT, bukan inisiatif Rasulullah saw. sendiri atau sekadar tuntutan keadaan
18. Dari sini pula kita bisa memahami bahwa satu-satunya metode yang sahih untuk mendapatkan kekuasaan dan mendirikan Khilafah adalah thalabun-Nushrah . Bukan dengan cara-cara lain semisal mendirikan masjid, rumah sakit, sekolah atau menolong kaum fakir-miskin dan mengajak pada akhlaqul karimah . Ini semua amal salih, tetapi bukan metode menegakkan Khilafah
19. Metodenya bukan pula dengan mengangkat senjata memerangi penguasa, atau dengan terjun ke politik praktis dengan masuk parlemen atau pemerintahan secular . Bukan pula dengan pengerahan massa (people power) untuk menggulingkan kekuasaan
20. Itu terkait peristiwa Thalabun Nushroh . Sekarang kita akan melihat kepada siapa Nushroh itu diminta dan siapa saja mereka
21. Tentu Nushroh ini diminta dari Ahlun Nushroh atau Ahlul Quwwah . yaitu orang-orang yang berkemampuan untuk memberikan kekuasaan . Mereka bisa jadi adalah orang-orang yang sedang memegang kekuasaan, misalnya panglima militer . Atau bisa jadi tidak sedang memegang kekuasaan, namun memiliki pengaruh yang kuat kepada masyarakat . Misalnya kepala kabilah termasuk aliansi jihad atau Mujahidin yang sudah menguasai satu wilayah penuh

22. Berikut adalah beberapa point penting terkait Ahlun Nushroh
23. Pertama . Ahlun Nushrah haruslah sebuah kelompok (jama’ah), bukan individu. Sebab, Rasulullah saw. hanya meminta Nushrah dari kelompok, bukan dari individu-individu, kecuali individu itu adalah representasi dari sebuah kelompok . Ini bisa dilihat dari Rasulullah saw. mendatangi kabilah Tsaqif di Thaif, yang kedudukan kabilah itu setara dengan Negara . Beliau juga mendatangi Bani ‘Amir bin Sha’sha’ah sebagai individu-individu yang merepresentasikan sebuah Negara
24. Kedua . Ahlun Nushrah haruslah kelompok yang kuat, yakni berkemampuan menyerahkan kekuasaan, termasuk mampu mempertahan-kan Khilafah kalau sudah berdiri . Rasulullah saw. pernah meminta Nushrah dari kabilah Bakar bin Wail. Namun, Rasulullah saw. kemudian membatalkannya setelah tahu kabilah itu tidak berkemampuan. Rasulullah saw. bertanya kepada kabilah Bakar bin Wail, “Berapa jumlah kalian?” Mereka menjawab, “Banyak, seperti butiran tanah.” Rasulullah saw. bertanya lagi, “Bagaimana kekuatan kalian?” Mereka menjawab, “Tak ada kekuatan (laa mana’ah). Kami bertetangga dengan Persia, tetapi kami tak mampu melindungi kami dari mereka…” Akhirnya Rasulullah saw. hanya mengajak mereka ingat kepada Allah dan mengabarkan kerasulan beliau
25. Ketiga . Ahlun Nushrah wajib orang-orang muslim, tak boleh non-muslim . Beliau meminta mereka beriman lebih dulu, setelah itu baru meminta mereka memberikan perlindungan kepada Rasulullah saw. Ini jika Nushrah yang diminta berupa dukungan untuk memperoleh kekuasaan. Adapun jika untuk kepentingan perlindungan pribadi (himayah syakhshiyah), boleh berasal dari non-muslim, seperti halnya Rasulullah saw. yang mendapat perlindungan dari paman beliau Abu Thalib yang non-muslim
26. Keempat . Ahlun Nushrah haruslah orang-orang yang mendukung syariah dan Khilafah, bukan orang yang memusuhi islam seperti kaum sekular, liberal, dsb . Rasulullah saw. mendapatkan Nushrah dari kabilah Aus dan Khazraj setelah kedua kabilah itu mendapatkan pengajaran agama Islam dari Mushab bin Umair ra. di Madinah
27. Kelima . Ahlun Nushrah harus berada sepenuhnya di bawah kendali partai politik yang mereka dukung, bukan menjadi kekuatan terpisah di luar kontrol . Ini dapat dilihat dari bagaimana Rasulullah saw. mengendalikan sepenuhnya kabilah Aus dan Khazraj yang memberikan Nushrah . Misalnya, Rasulullah saw. meminta kabilah Aus dan Khazraj untuk memilih 12 orang dari mereka sebagai wakil mereka untuk bermusyawarah dengan Rasulullah saw . Rasulullah saw. juga melarang kabilah Aus dan Khazraj untuk memerangi penduduk Mina . Ini menunjukkan semua urusan Ahlun Nushrah berada sepenuhnya di bawah kendali Rasulullah saw
28. Keenam . Ahlun Nushrah tidak dibenarkan meminta kompensasi atau konsesi tertentu sebagai imbalan melakukan thalabun-Nushrah, misalnya meminta jabatan tertentu setelah Khilafah berdiri . Ini tampak jelas dari penolakan Rasulullah saw. terhadap permintaan kabilah Bani ‘Amir bin Sha’sha’ah yang mensyaratkan agar setelah Rasululah saw. meninggal kekuasaan diserahkan kepada mereka
29. Ketujuh . Ahlun Nushrah disyaratkan tidak terikat dengan perjanjian internasional yang bertentangan dengan dakwah, sementara mereka pun tak mampu melepaskan diri dari perjanjian internasional itu . Jadi, tak diterima, misalnya, Ahlun Nushrah yang masih terikat dengan perjanjian Camp David dengan AS untuk melindungi Israel . Hal ini karena Rasulullah saw. dulu tidak jadi meminta Nushrah dari kabilah Bani Syaiban, karena mereka masih terikat perjanjian dengan Kerajaan Persia untuk tidak saling menyerang, sedang mereka pun tidak mampu melepaskan diri dari perjanjian itu


.
.
.
.
.
.
Share agar saudara semuslim lainnya mengetahui informasi ini . Ini pula bagian dari dakwah . Siapa tahu ada dari pihak Ahlul Quwwah yang membaca ini dan tercerahkan sebagaimana tanggungjawab mereka terhadap Umat dan Agama Allah ini.
.

.
Copas dari ust. Syamsul Arifin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KALAU BUKAN KHILAFAH, LALU DENGAN APA LAGI?

Oleh: Ahmad Sudrajat (Khadim Majlis Sirah Shahabat) Yasir bin Amir berangkat meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari dan menemui s...